UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
MAKALAH BAHASA INDONESIA 2
UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkah rahmat petunjuk dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Penulisan Makalah ini. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang setia sampai akhir jaman.
Adapun Penulisan Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
kedua Bahasa Indonesia (softskill).
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Penulisan Makalah ini, terutama kepada :
1.
Ibu Prof. E. S. Margianti, S.E, M.M,
selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.
Bapak Bambang Wahyudi S.Kom, M.SI,
selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.
3.
Bapak Dr. Setia Wirawan, SKom, M.SI,
selaku Ketua Sistem Informasi.
4.
Bapak Jono Suroyo S.Kom, M.SI,
selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
5.
Keluarga tercinta, yang selalu
memberikan dorongan dan doa.
6.
Teman-teman 3KA22 atas solidaritas dan
dukungannya.
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan Penulisan Makalah ini. Akhir harapan penulis adalah
semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis serta para pembaca Penulisan Makalah
ini.
Akhir
kata Assallammualaikum Wr Wb.
Bekasi, 29 April 2012
Imas Mega Pratiwi
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
................................................................................. i
Kata pengantar
...............................................................................
ii
Daftar isi
........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah
....................................................... 1
B.
Ruang Lingkup
.....................................................................
1
C.
Tujuan Penulisan
.................................................. ................
1
BAB II MATERI
.............................................................................
2
BAB III PENUTUP
......................................................................
7
A. Kesipulan
.......................................................................................
7
B. Saran
..........................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................
8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Awal masuk sekolah pasti
ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman
SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman
memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya
Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap
keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze,
temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu.
“Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini
nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin
Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi
aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak
Vhe.
B. RUANG
LINGKUP
Penulis hanya
membahas tentang awal mula gadis jatuh cinta kepada reza. Tetapi pada akhirnya
gadis mengetahui bahwa reza telah memiliki pacar.
C. TUJUAN
PENULISAN
Bertujuan
untuk membantu para pembaca agar lebih memahami isi cerpen tersebut dan belajar
cara mengikhlaskan seseorang.
1
BAB II
MATERI
Dia Bukan Untukku
Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku
menginjak ke SMP, bersama teman-teman SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan
tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku
menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari
namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya
udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku
yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku.
“ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha
Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita
bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji
Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Vhe.
Hari pertama MOS itu sangat membosankan bagiku. Apa lagi harus
berpanas-panasan untuk upacara pembukaan MOS. Banyak korban pingsan di lapangan
sekolah itu. Tenggorokanku mulai kering dan sungguh membuat kepalaku menjadi
pusing. Tak lama, aku merasa sudah tak berdaya dan jatuh pingsan. Tak lama aku
membuka kedua mataku dan ternyata aku berada di UKS sekolah. Bersama anggota
PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku masih lemas untuk beranjak dari
tempat tidur. Dua sahabatku datang menjengukku. Dan aku di tuntutnya untuk
berjalan menuju kelas.
Sampai di kelas aku menerima materi awal-awal perkenalan. Kutatap
wajah seorang cowok yang berada di seberang mejaku saat itu. Sebelum materi di
mulai, absensi siswa MOS saat itu di percepat. Berpasang-pasangan. Dan tak
kusangka namaku dipanggil dan cowok yang berada di sampingku tadi juga maju dan
ternyata dia bernama Arezaldhi Birasanjaya. Setelah tanda tangan kehadiran,
kami kembali ke tempat duduk semula.
2
Materi pembelajaran untuk jam pertama sudah usai saatnya
istirahat. Aku, Vhe, dan Ze menyergap kantin sekolah dan berdesak-desakan. Dan
kulihat lagi cowok yang mempunyai nama Arezaldhi Birasanjaya sedang asyiknya
ngobrol dengan teman barunya di depan kelas. Sepertinya aku merasakan yang namanya
cinta pada pandangan pertama. Sudah 15 menit waktu untuk istirahat. Waktunya
masuk kembali untuk bermain dan belajar.
MOS sudah berjalan tiga hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS.
Dengan aturan hari ini, aku memakai kaos kaki berbeda warna, dengan rambut yang
di kucir sangat banyak seperti orang gila. Semua murid MOS mengikuti upacara
penutupan MOS. Hari yang panas. Terasa seperti di panggang. Banyak korban
pingsan di lapangan itu. Akhirnya upacara penutupan MOS dipercepat.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Bisa bertemu
banyak teman baru. Mereka semua baik kepadaku. Saat aku berkenalan dengan salah
satu temanku yang bernama Algea Radista, mataku teralihkan oleh satu sosok yang
mungkin pernah aku kenal. Saat ku tatap pekat wajahnya ternyata dialah
Arezaldhi Birasanjaya. “Dia kan,” gumamku dalam hati. “halo?Kenapa melongo gitu
Dis?” tanya Gea sambil melambai-lambaikan tanganya di depan wajahku. “emm,” aku
tersentak olehnya. “kenapa?” tanya Gea penasaran. “oh, ga… gak pa… papa,”
kataku gagap. Gea memandangiku dengan wajah bingung. Seperti otaknya penuh
dengan tanda tanya. “Gadis…,” sapa Ze dan Vhe. “ehh kalian,” kataku memandang
Ve dan Zhe. Vhe dan Ze tersenyum manis kepada Gea. “ini Gea,” kataku
memperkenalkan. “aku Vhe,” kata Vhe memperkenalkan dirinya. “aku Ze,” kata Ze
juga memperkenalkan dirinya. “so beautiful,” kata Vhe memuji kecantikan Gea.
“thank you very much,” kata Gea menjawab pujian Vhe dengan malu.
3
Aku, Vhe, Ze, dan Gea sudah berteman sangat lama. Sudah lima bulan
aku masuk di kelas 7 C. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku itu. Tiba-tiba
perbincanganku tersentak oleh sosok cowok yang memasuki kelasku. Dia…… Dia……
“Dis, kenapa melongo?” gertak Ze. “eemm, eh, eng… enggak papa,” kataku gugup.
“kenapa sih?” tanya Gea. “iya, pelit banget gak mau ngasih tau,” tanya Vhe
semakin mendesak. Mereka bertiga melihatku memandangi Arezaldhi sejak tadi.
“oo, itu toh yang buat kamu melongo,” ucap Gea menggentakkan jantungku. “siapa,
mana?” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “itu tuh,” kata Gea menyenggol
lenganku dan melirik Arezaldhi. “apaan?”. “sok gak tau nih,” gertak Gea lagi.
Aku semakin salah tingkah dibuatnya. Sosok cowok itu pun pergi meninggalkan
kelasku. “siapa emangnya?” tanya Vhe dan Ze bersamaan. “Arezaldhi,” kata Gea.
“kamu suka ya Dis?” tanya Ze ingin tau. “sok tau kamu Ge,” kataku. “uhuui,
jatoh ci’inta agi,” ledek Ze. “apaan sih kalian?” kataku meninggalkan mereka
bertiga yang semakin meledekku.
Suatu hari acara ulang tahun sekolahku. Setiap kelas harus
menampilkan minimal satu pementasan. Semua teman kelasku memilihku untuk
menyanyi solo. Tapi aku seorang remaja yang demam panggung. Dan aku pun
ditemani oleh Gea yang suaranya lumayan bagus walaupun nggak sebagus suaraku…
hehehe J. Malam ulang tahun itu tiba yang memang bertepatan dengan hari ulang
tahunku. “grogi aku Ge,” kataku sambil gemeteran. “enjoy saja Dis,” kata Gea
memberiku semangat. “aku bener-bener demam panggung,” kataku dengan keringat
dingin. “nanti ada Reza kan yang ngeliat?” ejek Gea. “jadi nama panggilanya Reza,”
kataku sedikit tersenyum. “iya.” Hari yang membuatku di selimuti oleh
kegerogian yang luar biasa. Karena aku dan Gea akan mewakili kelasku untuk
memberikan penampilan yang terbaik.
4
Acara itu pun dimulai. Dimulai dari kelas 9 lalu dilanjutkan kelas
8 lalu menuju kelas 7. Penampilan yang begitu spektakuler telah ditampilkan
dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiri suasana tersebut. Tiba
giliran kelas 7 C yang menampilkan aktrasinya. Jantungku semakin berdebar
dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan. Dengan genggaman erat
tangan Gea aku dengan gugupnya menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk
tangan pun mulai terdengar. Seolah aku tak bisa membayangkan diriku nanti.
Dentuman musik R&B mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan
mulai dinyanyikan. Gea dengan semangat dan PD-nya menari-nari happy, sedangkan
aku … ????
Keringat bercucuran dari tubuhku. Keringat dingin menyelimuti
seluruh tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu
kesukaanku itu. Siswa-siswa bertepuk tangan lama kelamaan aku merasa semakin
enjoy. Saat aku menyanyi, aku melihat Reza tersenyum kepadaku. Aku membalas
senyumanya yang tak kalah manis hehe J. Lagu itu pun usai ku nyanyikan.
Pertunjukan kurang dua kelas lagi. Ada yang dans, drama, nyanyi, pelawak,
sampai dengan band.
Hari itu hari yang menyenangkan bagiku. Melihat ia tersenyum
kepadaku membuatku semakin bersemangat. “Gadis,” sapa Ze. “Eh, Ze. Yang lain
kemana?” kataku balik tanya. “tuh,” kata Ze menunjuk Vhe dan Gea. Vhe dan Gea
melambaikan tanganya kepadaku dan Ze. Tiba-tiba Ze menarik tanganku
meninggalkan tempat itu. “Gadis, Ze. Mau kemana?” tanya Gea. “bentar aja,”
teriak Ze dari kejauhan. Gea mengajakku ke tempat yang sepi, dan Ze tampak
serius memandangku. “apa kamu bener suka Reza?” tanya Ze menatap kedua mataku.
Aku tidak tau harus berkata apa. Semua kebingunan merasuki otakku. Aku terdiam
mematung. “iya,” kataku lirih.
5
“aku punya informasi tentang si Reza itu,” ungkap Ze. “info apa?”
tanyaku kebingungan. “dia sudah mempunyai pacar,” kata Ze berbisik kepadaku.
“kamu tau dari siapa?” tanyaku sedih. “kamu tau Viona Adelima kan?” kata Ze
menguatkan. “ya.” “dialah pacarnya,” kata Ze. Aku sedikit ragu dan meneteskan
air mata. “kenapa aku mencintai orang yang salah selama ini?” kataku menambah
tangisanku. Isak tangisku terdengar oleh Vhe dan Gea. “kenapa dia?” tanya Vhe
dan Gea. “kamu tidak salah mencintai dia tetapi kamu hanya belum beruntung
mendapatkanya,” hibur Ze. Ze berbisik kepada Gea dan Vhe atas semua ini. “sudahlah
Dis, kenapa harus menangis karena cinta?” hibur Gea. “iya, dia bukan sosok yang
baik untuk kamu. Banyak cowok yang mau sama kamu di luar sana. Bahkan lebih
baik dari Reza,” ungkap Vhe memberi semangat. Aku terharu dengan semuanya. Aku
memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keikhlasan dan aku tau dia
bukanlah untukku.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
cerita ini
adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak
benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta
relatif pendek).
B. SARAN
Adapun
saran yang penulis berikan ialah :
Agar para pembaca dapat memahami isi cerpen.
7
DAFTAR PUSTAKA
8