Di hari pertandingan, siswa Shinhwa berkumpul untuk memberikan dukungan pada Yi-jung dan Woo-bin yang mewakili Jun-pyo. Namun begitu duel renang dimulai, Ji-hoo yang mendapat giliran pertama unggul dari Woo-bin.
Namun di giliran kedua, Jan-di yang sempat unggul cukup jauh mulai tersusul oleh Yi-jung. Mendadak, kolam renang menjadi gelap-gulita karena lampu penerangan di sekitar tempat itu mati. Melihat Jun-pyo melangkah keluar, Jun-hee tersenyum lebar dan bisa menebak apa yang terjadi.
Berdasarkan pengamatan terakhir, Jan-di dan Ji-hoo dinyatakan sebagai pemenang. Setelah mengumumkan hasilnya (tanpa kehadiran Jun-pyo), Jun-hee mengucapkan terima kasih pada Jan-di. Setelah semuanya usai, Jan-di dikejutkan oleh ajakan kencan Ji-hoo.
Dikamarnya, Jun-pyo tersenyum simpul sambil bergumam kalau dirinya telah membalas hutangnya pada Ji-hoo. Rupanya di masa lalu, Jun-pyo kecil pernah merusak mainan yang begitu disayangi Ji-hoo sehingga diam-diam dirinya terus merasa bersalah.
Perubahan sikap Jun-pyo membuat Yi-jung dan Woo-bin tersenyum lega sekaligus kaget, begitu pula dengan Jun-hee yang mampu merasa kalau adik tercintanya sudah mulai dewasa. Namun keesokan harinya, Jun-pyo mulai berubah mendengar Ji-hoo berkencan dengan Jan-di.
Ucapan Woo-bin dan Yi-jung yang berandai-andai membuat Jun-pyo semakin kelabakan, diam-diam ia memutuskan untuk mengikuti Ji-hoo dan Jan-di. Kencan sendiri awalnya berjalan lancar, sampai Ji-hoo mengajak Jan-di ke tempat dimana gadis itu pernah berkencan dengan Jun-pyo.
Dirumahnya, Ji-hoo berusaha mencium Jan-di namun gadis itu menghindar. Dari situ Ji-hoo sadar bahwa sama seperti Seo-hyun, ia juga harus melepas Jan-di agar gadis itu bisa berbahagia bersama Jun-pyo.
Sayang, Jun-pyo tidak tahu akan hal itu dan akhirnya sempat terlibat adu jotos dengan Ji-hoo saat keduanya bermain hoki es. Rupanya, Ji-hoo sengaja memanas-manasi Jun-pyo untuk mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Jan-di.
Malamnya, Jan-di mendapat telepon dari Yi-jung yang menyampaikan kabar genting : Jun-pyo mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Keruan saja, Jan-di menangis tersedu-sedu di sisi ranjang sambil mengutarakan perasaannya pada Jun-pyo.
Sambil tersenyum bandel, Jun-pyo mendadak bangun sambil meminta Jan-di mengulang ucapannya. Keruan saja, gadis itu langsung mengamuk dan tambah kesal saat tahu tiga personil F4 lainnya ada disana dan menjadi bagian dari rencana tersebut.
Untungnya kemarahan Jan-di tidak berlangsung lama, ia tidak menolak saat diajak menonton sebuah film di bioskop pribadi Jun-pyo. Sama-sama gugup, keduanya nyaris saja berciuman kalau saja ponsel Jan-di tidak berdering secara tiba-tiba.
Cuma bisa tersenyum mendengar suara keras Jun-pyo, yang menunjukkan perhatiannya dengan cara unik, Jan-di dikejutkan oleh kunjungan pria itu. Yang membuatnya protes, Jun-pyo dengan seenaknya memanggil kedua orangtuanya dengan sapaan Ayah dan Ibu.
Apa yang terjadi berikutnya sama sekali tidak pernah dibayangkan Jan-di : Jun-pyo meminta ijin supaya diperbolehkan tidur bersama keluarga gadis itu. Sia-sia usaha Jan-di untuk menolak, karena ia kalah suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar